CILACAP - Gerakan Mahasiswa Jawa Tengah menggelar aksi demonstrasi di depan Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNUGHA) Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (24/12/2022).
Dalam aksi itu, mereka juga menyuarakan dukungan terhadap aksi mogok makan yang dilakukan mahasiswa dan warga Kabupaten Sumbawa Barat (Amanat KSB) di Komnas HAM sejak 13 Desember 2022.
Lima orang diketahui telah dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatan yang memburuk.
"Kami mendukung penuh perjuangan mahasiswa dan rakyat NTB yang tergabung dalam Amanat KSB untuk terus melawan dan memperjuangkan hak-haknya," tegas Fahmi Ulul Fikri, Korlap aksi dalam keterangannya.
Diketahui, aksi mogok makan itu digelar di Komnas HAM dan sudah dilakukan sejak Selasa (13/12/2022).
Aksi mogok makan ini dilakukan oleh warga Sumbawa Barat yang menjadi korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT AMNT.
Tim dokter dari Rumah Sakit (RS) Pena 98, Rudolf Usmany mengatakan, ada lima orang peserta aksi mogok makan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
"Kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa, sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor (Jawa Barat)," kata Rudolf saat ditemui, di Kantor Komnas HAM, Minggu (18/12/2022) lalu.
Selanjutnya, Rudolf menyampaikan, sebanyak 11 massa aksi lainnya dalam kondisi for the line atau tidak bisa dikatakan baik atau tidak.
Meski begitu, kata Rudolf, 11 orang itu masih bisa melanjutkan aksi namun tetap akan dimonitor secara berkala.
Lebih lanjut, Rudolf menjelaskan pihaknya melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan gula darah kepada kelima orang yang dilarikan ke RS.
Adapun menurutnya, untuk pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek tanda-tanda vital. Di antaranya seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
"Yang kami pantau dari buang air kecilnya ada yang kemarin terakhir, ada yang hari ini, pagi dini hari. Jadi kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi," ucap Rudolf.
Rudolf mengatakan, ada salah satu massa aksi yang tidak sanggup berjalan, bahkan harus diangkat ke mobil ambulans menggunakan ranjang.
Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya asupan gula ke tubuh.
"Kami berharap PT. AMMAN NUSA TENGGARA ditutup dan seluruh pimpinannya segera ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku di negeri ini," tutupnya.